Peresmian Rumah EnMag Kebonsari oleh Wali kota Surabaya


KIM POKAK Kebonsari,_ Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK)  kelurahan Kebonsari mendapatkan berkah pada bulan Ramadhan 1445H./2024 M, Pasalnya proposal yang telah diajukan ke Bank BRI terkait Rumah Eco Enzim dan Maggot telah di tindak lanjuti dan diresmikan oleh wali kota Surabaya pada hari Senin, 18 Maret 2024.

Menurut Abdul Rochman selaku sie lingkungan yang sekaligus sebagai ketua PROKLIM LESTARI bahwa pembangunan Rumah Eco Enzim dan Maggot ini adalah sebagai tindaklanjut dari pengembangan program kampung Iklim Lestari yang nantinya diharapkan dapat memberi nilai manfaat/dampak  positif kepada lingkungan dan peningkatan ekonomi masyarakat.

Semua ini tak terlepas dari peran serta masyarakat, pihak pemerintah kota Surabaya dalam hal ini diwakili oleh Dinas Lingkungan gan Hidup, Camat, lurah,  beserta staf, akademisi dan dunia usaha (bantuan CSR).

Eko Enzim dan Maggot adalah bagian dari komponen PROKLIM LESTARI harapan kita nantinya juga diikuti oleh spot_spot yang lainnya sehingga apabila ada kunjungan study tiru dari wilayah lain dapat melengkapi edukasi yang akan disampaikan.

Terkait dengan peresmian Rumah EnMag yang terletak di sebelah timur lapangan sepak bola Kebonsari Wilayah RW 2 oleh wali kota Surabaya Eri Cahya di dampingi oleh Ibu Rini Indriyani selaku ketua TP PKK kota Surabaya.

Dalam sambutannya beliau menyampaikan rasa  terimakasih kepada pihak BRI  khususnya BRI Cabang Surabaya Jemursari yang telah membantu warga Kota Surabaya dengan membuat Rumah Eco Enzim dan Maggot, ini akan sangat membantu menggerakkan ekonomi warga Kota Surabaya.

Nantinya tempat maggot yang masih ada di lantai itu akan dibuatkan tingkat.Wali Kota  juga meminta jajarannya untuk membangunkan gedung baru di sisi utara Rumah Maggot dan Eco Enzim itu. 

Bangunan yang akan dibangun itu direncanakan 2-3 tingkat, sehingga diharapkan dengan adanya gedung baru itu bisa memenuhi kebutuhan pasar sebanyak 5 ton perhari. 

Kedepannya diharapkan dalam satu area itu nanti akan ada maggot, eco enzim dan juga pertanian terpadu. Saya harap ini bisa diresmikan pada bulan Mei atau Juni mendatang,” katanya.

Di samping itu, dengan adanya maggot yang di kelola oleh Bapak Syarif dan Eco Enzim oleh Ibu Yanti ini maka tentu akan bisa mengurangi jumlah sampah, termasuk jumlah sampah yang akan masuk ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir), sehingga dia berharap warga Surabaya bisa bersahabat dengan sampah. Karena sampah itu bisa menghasilkan uang apabila dikelola dengan benar.

Tugas pemerintah kota adalah mensupport kegiatan_kegiatan positif seperti ini sehingga polanya bukan top down, tapi benar-benar berasal dari keinginan warga supaya berkembang dan menjadi besar,”ujarnya.

Sementara itu, Pimpinan Cabang BRI Surabaya Jemursari Fenny Amalo menyampaikan sangat senang karena ternyata bantuan dari BRI itu bisa diterima dengan sangat antusias dan bahkan akan dikembangkan lagi oleh wali kota.

Menurutnya, untuk memenuhi permintaan pasar 50 ton perhari, dia memperkirakan masih perlu pengembangan sekitar 10-20 kali lipat dari yang sudah dibantu oleh BRI. 

Fenny juga menjelaskan alasan dipilihnya Kelurahan Kebonsari menjadi lokasi bantuan dari BRI Peduli. Pasalnya, ketika timnya melihat ke lokasi di Kelurahan Kebonsari, semangat masyarakatnya dan kemampuan masyarakatnya dalam pengelolaan sampah organik sangat luar biasa. 

“Karena semangat dan skill itulah akhirnya BRI Peduli diberikan kepada Kelurahan Kebonsari,” ungkapnya.

Pembangunan Rumah EnMag tersebut menghabiskan dana Rp 394 juta melalui program BRI Peduli “Yok Kita GAS-Bank Sampah”.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PSM dan Pendamping REHSOS kota Surabaya Study Banding Ke Depok

Jalan sehat, senam dan Bazar meriahkan HUT ke 78 Kemerdekaan NKRI.